KopiPagi SALATIGA : Terget kematian bayi tahun 2020 di Kota Salatiga ditarget oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga maksimal sebanyak 25 kasus, dan sejak bulan Januari hingga Juli 2020 lalu telah ditemukan sebanyak 13 kasus kematian bayi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga Siti Zuraidah SKM MKes mengatakan, bahwa kematian ibu dan bayi ini merupakan indikator kesehatan di daerah. Pada tahun 2019 lalu, target maksimal kematian bayi sebanyak 25 kasus tetapi ternyata melebihi target yaitu sebanyak 27 kasus.
“Untuk tahun 2020 ini, target maksimal angka kematian ibu dan bayi adalah 25 kasus dan ini sama dengan tahun lalu. Harapannya, dapat lebih rendah dari tahun lalu. Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, pihaknya meminta semua pihak untuk berperan aktif dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Bahkan kepada Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Salatiga harus membantu perannya dalam menekan angka kematian ibu dan bayi tersebut,” jelas Siti Zuraidah kepada wartawan, Sabtu (08/08/2020).
Ditambahkan, bahwa peran bidan itu sangat penting dalam mencegah dan menemukan adanya kasus stunting. Untuk itu, azas pelayanan terkait kesehatan ibu dan anak harus tetap berjalan dan selalu diperhatikan. Bahkan, di masa pandemi Covid-19 ini, tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak atau bayi tersebut, pada era adaptasi baru ini, DKK Salatiga juga telah memulai dengan kembali membuka pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang tersebar pada 23 kelurahan di empat kecamatan di Kota Salatiga,” tandasnya. Kop.