BALI | KopiPagi : Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi langkah organisasi kemasyarakatan Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) bersama Ikatan Motor Indonesia (IMI) Mobilitas yang telah menyelenggarakan santunan kepada ratusan anak yatim lintas agama, dari muslim dan kristiani. Selain santunan, anak-anak yatim juga mendapatkan siraman rohani.
“Untuk anak-anak yatim dari kalangan muslim, siraman rohani diberikan oleh Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICFP) sekaligus Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Musdah Mulia. Sementara siraman rohani bagi anak yatim kristiani diberikan oleh Sekretaris Eksekutif Keadilan dan Perdamaian Pendeta Henrek Lokra,” ujar Bamsoet dari Bali, Kamis (30/12/2021).
Turut hadir antara lain Wakil Ketua Umum Mobilitas IMI Pusar Rifat Sungkar, Ketua Umum GERAK BS Dwi Aroem Hadiatie, Wakil Ketua Umum Amriyati Amin dan Sekjen GERAK BS Ratu Dian Hatifah serta para pengurus Majelis Ta’lim Baitus Sholihin (MTBS).
Ketua DPR RI ke-20 dan Mantan Ketua Komisi III Bidang Hukum & Keamanan DPR RI ini mengungkapkan, sebagaimana disampaikan Prof. Siti Musdah Mulia dan Pendeta Henrek Lokra, bahwa Pancasila dan ajaran agama berada dalam satu tarikan nafas. Karenanya, tidak perlu ada pertentangan antara Pancasila dengan ajaran agama manapun. Mengingat sila Pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, menegaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama. Meyakini keberadaan dan keesaan Tuhan yang Maha Kuasa.
“Ada enam agama serta puluhan aliran kepercayaan yang diakui keberadaannya dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pendiri bangsa kita telah menyadari bahwa keberagaman suku, agama, ras, maupun golongan, merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia, karenanya harus senantiasa kita pelihara. Atas dasar itu jugalah pendiri bangsa menetapkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, yang mengelola keberagaman menjadi sumber kekuatan bagi bangsa Indonesia,” jelas Bamsoet.
Ketua Umum IMI Pusat sekaligus Pembina GERAK BS ini menerangkan, hingga memasuki usia kemerdekaan yang ke-76 tahun, Pancasila terbukti mampu membuat Indonesia masih tetap tegak berdiri. Agar tetap berdiri tegak sampai kapanpun juga, perlu peran serta dari anak-anak muda untuk mengamalkan berbagai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain dengan senantiasa mengedepankan toleransi dan pluralisme terhadap saudara sebangsa yang tidak seagama.
“Penanaman toleransi dan pluralisme harus dilakukan sedini mungkin terhadap para anak-anak muda. Bahkan harus dilakukan sejak di pendidikan dasar/SD. Sebagai orang tua, kita memiliki tugas mulia memberikan tauladan sekaligus mewariskan Indonesia yang berkeadaban kepada para anak-anak kita. Mari jaga bangsa dan negara ini sebaik mungkin. Jangan khianati nenek moyang yang sudah menghadirkan kedamaian di Bumi Pertiwi,” pungkas Bamsoet.*Kop.