Connect with us

REGIONAL

BSKDN Tekankan Pentingnya Hilirisasi & Budaya Inovasi di Lingkungan Pemda

Published

on

Yusharto saat kunjungan kerja (Kunker) ke Provinsi Bengkulu pada Senin. Ist.

BENGKULU | KopiPagi : Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo menekankan pentingnya hilirisasi dan budaya inovasi di lingkungan pemerintah daerah (Pemda). Dia mendorong Pemda untuk menjadi aktor utama pengguna inovasi sehingga manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.

“Untuk itu disarankan agar pemerintah ini menjadi penerima manfaat pertama dari setiap inovasi dan akan menjadi aktor utama dalam menggunakan hasil-hasil inovasi,” ungkap Yusharto saat kunjungan kerja (Kunker) ke Provinsi Bengkulu pada Senin, 23 September 2024.

 Dia menjelaskan bahwa inovasi bukanlah sesuatu yang membutuhkan biaya tinggi, tapi langkah-langkah sederhana yang dapat mempermudah pekerjaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Yusharto menekankan, inovasi dibutuhkan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Pada periode tersebut akan ada peningkatan pembangunan manusia yang unggul, berbudaya, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Di samping itu akan ada pembangunan yang merata dan inklusif,” katanya.

Lebih lanjut, Yusharto menegaskan, inovasi daerah merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Adapun kriteria dari inovasi, yakni mengandung pembaharuan, bermanfaat bagi daerah, tidak mengakibatkan pembebanan atau pembatasan, menyangkut kewenangan daerah, dan dapat direplikasi.

Dalam melahirkan inovasi, Pemda perlu memegang sejumlah prinsip. Hal itu di antaranya menghasilkan efisiensi, efektivitas, perbaikan terhadap kualitas pelayanan, tidak menimbulkan konflik kepentingan, berorientasi pada peningkatan pelayanan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Dari inovasi-inovasi yang ada, ada beberapa bentuk yaitu tata kelola pemerintahan daerah, ada inovasi untuk pelayanan publik, lalu ada bentuk inovasi lainnya yang disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang dilaksanakan di daerah,” terangnya.

Selain itu, dia menerangkan bahwa Provinsi Bengkulu berdasarkan penilaian Indeks Inovasi Daerah (IID) pada 2023 berada di skor 51,49. Angka tersebut membawa Provinsi Bengkulu menempati peringkat ke-17 dengan kategori inovatif.

Yusharto memacu Pemprov Bengkulu agar terus meningkatkan inovasinya. Hal ini terutama pada aspek dimensi-dimensi penilaian yang belum optimal. Hal itu seperti dimensi kecanggihan dari produk yang dihasilkan, hasil kreatif, dan ekosistem inovasi yang belum terbentuk dengan baik.

“Semoga Pemerintah Provinsi Bengkulu di tahun-tahun yang akan datang, ini akan berada pada tataran daerah yang terinovatif dengan melaporkan lebih banyak inovasi dengan tingkat kematangan yang lebih baik,” tandasnya. *Kop.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *