Bamsoet saat membuka Turnamen Bulutangkis 'Senayan Smash' Piala Pimpinan DPR dan MPR. Ist
JAKARTA | Ketua MPR RI ke-16 Bambang Soesatyo membuka Turnamen Bulutangkis ‘Senayan Smash’ Piala Pimpinan MPR dan DPR memperebutkan total hadiah mencapai Rp 220 juta.
Mempertandingkan lima kategori yakni Non ASN ASN, Ganda Putra Profesional, Ganda Campuran Umum, serta Eksekutif anggota DPR dengan para mitra kerja. Diikuti sekitar 294 peserta dari berbagai kalangan, dari mulai anggota MPR dan DPR bersama mitra kerja, ASN, tenaga ahli, security, office boy, atlet Pelatnas, serta berbagai kalangan masyarakat umum pecinta olahraga bulutangkis.
Event ini sebagai bagian dalam memasyarakatkan serta meningkatkan prestasi olahraga bulutangkis yang merupakan cabang olahraga kebanggaan masyarakat Indonesia, sekaligus cabang olahraga penyumbang emas dalam berbagai Olimpiade.
“Tahun depan, event ini akan kita tingkatkan menjadi Parliament Open, sehingga cakupan pesertanya bisa lebih luas. Terlebih lapangan Bulutangkis Indoor di Area Sport Center DPR RI Senayan sudah memenuhi standar yang ditentukan Federasi Dunia Badminton atau Badminton World Federation (BWF). Sehingga sangat layak dipakai untuk latihan maupun menyelenggarakan kejuaraan bagi para atlet nasional dan internasional, serta berbagai kalangan pecinta bulutangkis,” ujar Bamsoet saat membuka Turnamen Bulutangkis ‘Senayan Smash’ Piala Pimpinan DPR dan MPR, di Lapangan Bulutangkis Indoor di Area Sport Center DPR RI, Selasa (10/09/2024).
Hadir antara lain, Ketua Panitia Turnamen Bulutangkis ‘Senayan Smash’ Piala Pimpinan MPR dan DPR sekaligus Anggota MPR/DPR Nusron Wahid, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga, dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, sejarah bulutangkis di Indonesia telah dimulai sekitar tahun 1930-an. Pada masa itu, cabang olahraga ini bernaung dalam Ikatan Sport Indonesia (ISI). Bulutangkis kemudian sempat dilupakan karena Indonesia menghadapi masa perang. Setelah Indonesia merdeka, bulutangkis kembali berkembang pada tahun 1947.
“Bahkan pada tahun 1948, dalam kampanye nation building yang digelorakan Presiden Soekarno, didalamnya turut serta menyertakan olahraga. Bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang diperkenalkan dalam kampanye tersebut. Pada saat itu Presiden Soekarno berjanji akan menjadikan Indonesia sukses berprestasi tingkat dunia,” jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) dan Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, upaya memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat harus terus digencarkan. Dimulai dari berbagai lembaga negara sebagai leading sectornya, selanjutnya diikuti berbagai kalangan masyarakat. Selain hidup sehat dan jiwa kuat, olahraga juga bisa merilekskan pikiran dari kesuntukan, serta menghindari tubuh dari berbagai penyakit.
“Dengan gemar berolahraga, interaksi sosial juga bisa semakin harmonis, sehingga potensi konflik dalam masyarakat juga bisa diminimalisir. Selain perwujudan semangat fair play dan sportivitas dalam hidup, olahraga juga mencerminkan semangat Men Sana in Corpore Sano, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat,” pungkas Bamsoet. *Kop.