Beranda HUKRIM Lagi : 9 Mahasiswi UINSA Surabaya Diduga jadi Korban Perkosaan

Lagi : 9 Mahasiswi UINSA Surabaya Diduga jadi Korban Perkosaan

2539
0
ILUSTRASI : Perkosaan - Ist.

SURABAYA | KopiPagi : Trenyuh dan memprihatinkan. Ada kecenderungan peningkatan kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungan kampus. Apa telah terjadi degradasi moral hingga peristiwa yang sama terjadi lagi dan terjadi lagi di lingkungn yang sama.

Sebagai catatan, kasus dugaan pelecehan seksual sebelumnya sempat mencuat di kampius UGM, Unsri dan yang menghebohkan di UMY Yogyakarta, hingga pelaku pemerkosaan dikeluarkan dari kampus. Kini dikabarkan 9 mahasiswi UINSA Surabaya diduga jadi kotban pemerkosaan.

Belum sempat terselesaikan kasus perkosaan di beberapa kampus, kali ini aksi yang sama terjadi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya Jawa Timur. Kejadian amoral yang mencoreng nama kampus ini sempat viral di media sosial (Medsos) usai akun Instagram @uinsa.garis.lurus mengunggahya di dunia maya hingga menggegerkan dunia nyata.

Seperti diketahui, akun instagram @uinsa.garis.lurus sebelumnya mengunggah foto yang berisi ajakan agar para korban berani berbicara dan mengungkap kasus pelecehan seksual yang mereka alami. Tidak disangka dan tak dinyana setidaknya dalam kurun waktu sepekan, muncul 9 korban yang mengadu kepada @uinsa.garis.lurus melalui direct massage.

“Kami mencatat selama 3 tahun (2019-2021), sedikitnya ada 9 perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual dari hasil attention yang kami post tepat pada tanggal 2 Januari 2022 pekan lalu. laporan yang kami terima dari 9 penyintas tersebut setidaknya telah tercatat 17 kali kasus kekerasan seksual yang mereka alami, baik dari pelaku yang sama dengan korban yang berbeda, begitupun sebaliknya” tulis akun @uinsa.garis.lurus dalam unggahannya pada Kamis (13/01/2022) yang lalu.

Akun instagram itu juga menyebut bahwa dugaan pelecehan seksual itu terjadi di ranah publik komunitas yang ada di UIN Sunan Ampel Surabaya. Adapun dugaan kekersan seksual yang dialami oleh korban adalah perkosaan dan pencabulan. Astagfirullahaladzim.

“Usia korban yang ditemukan antara 19-26 tahun. Kekerasan seksual menjadi lebih sulit diungkap dan ditangani dibanding kekerasan terhadap perempuan lainnya karena sering dikaitkan dengan konsep moralitas masyarakat,” lanjut @uinsa.garis.lurus dalam unggahannya.

Terduga Pelaku Aktivis PMII?

Dalam kesempatan lain, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Masdar Hilmy akhirnya angkat suara terkait dugaan pelecehan seksual kepada mahasiswi yang dilakukan aktivis kampus. Masdar mengaku hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi atas dugaan pelecehan seksual yang terjadi ataupun dilakukan mahasiswa atau dosen UINSA Surabaya.

“Dari informasi yang saya terima dia merupakan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum,” kata dia seperti dilansir dari Liputan6.com, Jumat (21/01/2022) kemarin.

Masdar menyebut, pihaknya tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan. Sebab, apalagi pihak kampus belum menemukan kasus pelecehan seksual seperti yang beredar di media sosial. Bila ada laporan, Masdar berjanji kampus akan menindaklanjuti hal itu. Juga akan memberikan sanksi yang sesuai kepada pelaku.

”Kami ingin hati-hati pada kasus yang beredar. Saya tidak menampik keviralan ini, tapi kami tidak mau terperangkap,” ucap Masdar Hilmy.

Dia juga menjelaskan bahwa terduga pelaku kekerasan seksual di UINSA Surabaya itu juga merupakan aktivis organisasi pergerakan mahasiswa. Begitu pula sebagian besar korbannya juga merupakan anggota dari organisasi yang sama. Alamak!

“Aktivis PMII. Korbannya juga ada beberapa dari organisasi yang sama,” sebutnya.

Rektor UINSA, Masdar Hilmy dalam kesempatan tersebut mengaku bahwa informasi ihwal dugaan pelecehan seksual di kampus yang ia pimpin itu telah sampai kepada dirinya. Pihaknya pun saat ini telah meminta Wakil Rektor bidang kemahasiswaan untuk menyeldiki kasus tersebut.

“Saya tidak membantah viralnya informasi tersebut. Oleh sebab itu saya telah meminta WR III untuk menelusuri kasus tersebut,” kata Masdar, beberapa waktu lalu.

Namun demikian, kata Masdar, bahwa hingga saat ini pihak rektorat sama sekali belum menerima laporan apapun dari mahasiswi yang menjadi korban dugaan kekerasan seksual tersebut. Ia pun menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti kasus tersebut jika dirinya telah menerima laporan.

“Belum ada laporan. Kalau ada pasti kita tindak lanjuti,” terangnya.

Diperkosa di Hotel

Seperti ramai diberitakan sebelumnya, diduga terjadi pemerkosaan mahasiswi UINSA Surabaya oleh mahasiswa yang tergabung dalam salah satu organisasi kampus. Kasus itu awalnya muncul dari akun Instagram @uinsa.garis.lurus.

Dugaan pemerkosaan itu diungkapkan langsung oleh korban melalui direct message. Kepada admin, korban bercerita bahwa pelaku bernama MKA (OCD).

”Pada Oktober, korban dan MKA (OCD) bersama teman-teman mereka yang lainnya pergi ke salah satu klub malam di Jalan Solo. Pada malam itu, posisi korban sedang mabok berat sehingga korban tidak sadarkan diri (pingsan),” tulis akun itu.

Kemudian, terduga pelaku MKA (OCD) membawa korban ke salah satu hotel terdekat dari klub tersebut. Korban yang masih tidak sadar dan pingsan lalu diperkosa MKA (OCD).

”Korban sempat tersadar sebentar karena dia merasakan sebuah paksaan saat diperkosa,” tulisnya lagi.

Pada saat korban tersadar sebentar, melihat tubuh MKA (OCD) di atas korban dan sedang memerkosa dirinya. Tubuh MKA (OCD) yang jauh lebih kuat menindih korban, sehingga korban tidak mampu bergerak dan melawan.

”Setelah itu korban tidak mengingat kejadian apapun lagi. Saat korban benar-benar dalam posisi sadar, korban sudah tidak mengenakan pakaian sama sekali,” tulisnya. *Jwp/Lip6/Kop.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here