Beranda NASIONAL Menteri Basuki : Pembangunan Bendungan Harus Diikuti Ketersediaan Irigasi

Menteri Basuki : Pembangunan Bendungan Harus Diikuti Ketersediaan Irigasi

476
0

MAKASSAR | KopiPagi : Di sela-sela peninjauan untuk kesiapan peresmian Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menandatangani 7 prasasti tanda selesainya pembangunan infrastruktur di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (22/11/2021). 

Tujuh infrastruktur yang telah selesai sebagai wujud peningkatan layanan infrastruktur publik adalah Gedung Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar, Gedung Kuliah Politeknik Pertanian Pangkajene dan Kepulauan, Pondok Pesantren Modern dan Pendidikan Alquran IMMIM, Gedung Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang, Jalan Tol Layang A.P Pettarani, Kolam Regulasi Nipa-Nipa serta Bendungan Karalloe sendiri.

“Penandatangan prasasti ini bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas infrastruktur yang sudah selesai dibangun, di mana tertera pula nama kontraktor dan konsultan. Kami semua ikut bertanggung jawab,” kata Menteri Basuki.

Pembangunan infrastruktur yang telah selesai dibangun Kementerian PUPR merupakan sarana dasar untuk meningkatkan pelayanan publik dalam mendukung kualitas permukiman, ketahanan pangan, pengendalian banjir, dan peningkatan konektivitas untuk peningkatan ekonomi wilayah dan kualitas sumberdaya manusia.

Menteri Basuki mencontohkan pembangunan Bendungan Karalloe yang dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jenebarang, Ditjen Sumber Daya Air sejak 2013, namun mulai efektif bekerja sejak 2017 setelah tanah bebas, akan memberikan manfaat suplai air  untuk  mengairi lahan irigasi seluas 7.004 hektar di Kabupaten Gowa dan Jeneponto serta meningkatkan Indeks Pertanaman dari 150% menjadi 250% dan reduksi banjir di Jeneponto dan sekitarnya 49%.

“Pembangunan bendungan harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” tutur Menteri Basuki.

Bendungan berkapasitas 40,53 juta m3 dengan luas genangan 248,50 hektare ini juga akan memberikan suplai air baku sebanyak 440 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 4,5 MW, dan pengendali banjir untuk Kabupaten Gowa sebesar 49 m3/detik.

Usai penandatangan prasasti, Menteri Basuki meninjau pekerjaan rehabilitasi Bendung Kelara dan Karalloe yang telah selesai pada tahun ini. Daerah Irigasi Kelara dan Karalloe dengan luas kurang lebih 4.000 hektare akan mengairi area persawahan di Kabupaten Jeneponto yang bersumber dari 2 bendungan, yakni Bendungan Kerala dan Karalloe.

Turut mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan. Endra S. Atmawidjaja, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Airlangga Mardjono, Kepala Pusat Analisis Pelaksanaan Kebijakan Hariyono Utomo, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Adenan Rasyid, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Sulsel  Muhammad Insan, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulsel Ahmad Asiri, dan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Perumahan Sulawesi III Sugiharjo, Kepala Biro Komunikasi Publik Krisno Yuwono. *Otn/Kop.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here