Beranda KESEHATAN Masih Tentang Covid-19 dan Munculnya Ancaman “Covidiot”

Masih Tentang Covid-19 dan Munculnya Ancaman “Covidiot”

457
0
Ilustrasi.

Olleh  : Nisya Yuni

Berbicara tentang Covid sampai hari ini masih banyak kalangan masyarakat yang ragu adanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Bahkan, ada yang mengatakan bahwa hal itu adalah konspirasi. Belum lagi berita dan narasi di media sosial yang mengajak warga masyarakat untuk menolak masker, vaksinasi dan tetap beribadah berjamaah.
Nisya Yuni

Sekelumit tentang Covid-19 mari kita surut dulu ke belakang, berdasarkan sumber yang dilansir dari berbagai media terkemuka, Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.

Di mana Pandemi Covid yang telah mengakibatkan krisis di berbagai negara di dunia ini, oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diumumkan nama resmi baru untuk virus corona yakni Covid-19.

Beberapa konspirasi yang sedari awal ramai diperbincangkan adalah terkait kebocoran laboraturium di China, pengembangan senjata biologis, target penenaman chips di dalam tubuh manusia dan lain sebagainya. Kendati sebagai isu konspirasi ini telah terbantahkan oleh bukti-bukti ilmiah, tetapi sebagian lagi masih dipercaya karena belum bisa dibuktikan secara fakta.

Saya lihat orang yang tidak percaya adanya Covid-19 itu tidak hanya kehilangan akal sehat, tapi juga kehilangan nurani dan kemanusiaan. Padahal kita bisa dengan mudah melihat fakta-fakta dampak covid-19 di sekitar kita berupa, penuhnya rumah sakit, limbungnya layanan kesehatan, banyaknya korban berjatuhan, termasuk dari kalangan Ulama, Ustadz dan lain sebagainya.

Memang benar, adalah fakta bahwa lebih banyak orang yang memiliki rutinitas yang baik untuk selamat dan bertahan setelah terkena Covid-19 Namun yang rentan hingga terdampak cukup parah dan menjadi korban juga jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit.

Mengingat Covid-19 yang semakin mengganas serta peningkatan jumlah korban yang signifikan, saya menyampaikan himbauan kepada seluruh masyarakat agar tetap tetap melakukan jaga jarak, setelah sempat dinormalkan sebelumnya, serta memperketat prokes lainnya (3 M antara lain penggunaan masker dan lain sebagainya).

Tidak dipungkiri pula adanya oknum-oknum yang memanipulasi dan memanfaatkan isu Covid-19 untuk kepentingan pribadi mereka. Namun itu tidak menafikan fakta korban dan dampak Covid-19 sebagaimana di atas.

Bagaimanapun satu nyawa manusia itu sangatlah berharga, apalagi jika jumlahnya signifikan. Penghargaan terhadap nyawa manusia bahkan ditegaskan dalam Al Qur’an, bahwa untuk menghilangkan tindakan menghilangkan dan menyelamatkan satu nyawa, maka itu seolah-olah tertuju untuk seluruh umat manusia. (Al-Maidah:3). Adapun sikap yang tidak peraya Covid-19 maka tanpa empati dan justru meremehkan perihal nyawa tersebut.

Syaria’t Islam sangat memperhatikan dan akomodatif terhadap upaya-upaya yang sejalan sunnatullah, Al-qur’an dan sunnah, serta penjelasan ulama terhadap keduanya. Terutama dari kalangan ahli fiqh, Dalil-dalil maupun fatwa ulama yang berkaitan dengan hal tersebut jumlahnya sangat banyak. Allahu A’alam.

Ibnu Taimiyah berkata: “Sesungguhnya syariat datang untuk merealisasikan maslahat serta menyempurnakanya, dan atau mengeliminasi mudharat serta meminimumkannya seoptimal mungkin. ( Ref; Majmu’ al fatwa halmn 343).

Semoga kita senenatiasa diberikan kesehatan dan keselamatan, serta semoga wabah Covid-19 segera lenyap dari negeri ini. Tak lupa pula semoga para “covidiot” yang hari ini diistilahkan pada orang yang tidak percaya terhadap adanya Covid-19 segera tersadarkan, untuk tidak membuat kondisi semakin runyam, terutama mereka yang berdalih dengan syari’at.

Pada saat peningkatan penderita Covid-19 yang masif belakangan ini, salah satu upaya kita untuk berada dalam kondisi sehat dan baik adalah dengan cara mendoakan kesehatan dan kebaikan untuk orang lain secara diam-diam.

Nabi muhammad SAW bersabda;” Do’a seorang Muslim terhadap saudaranya tanpa sepengetahuannya akan dikabulkan. Pada sisi pendo’a terdapat malaikat yang diutus, sehingga tiap kali ia mendo’akan kebaikan untuk sauadaranya maka malaikat tersebut berkata, amin dan semoga engkau mendapatkan semisalnya. (HR Muslim).

Para ulama memahami hadits di atas bahwa keutamaan dimaksud berlaku khusus untuk do’a secara tersembunyi, sebagaimana redaksi hadits tersebut, meskipun do’a secara terang-terangan pun tetap dibolehkan. Jadi kalaupun kita medo’akan secara terang-terangan seperti di medsos, maka akan lebih baik kalau kita juga menambahkan dengan kembali mendo’akan secara diam-diam, untuk meraih keutamaan yang disebutkan dalam hadits di atas.

Demikian pula kalau kita melihat rekan kita tidak mengucapkan do’a secara terang-terangan terhadap doa kita di medsos, maka hendaklah kita berbaik sangka bahwa mungkin mereka mendo’akan secara diam-diam.

Penulis adalah :

Guru SMP IT Nurul Qur’an PASBAR 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here