Beranda MEGAPOLITAN Terkesan Dipaksakan : Pembangunan Drainase di Jembatan Besi Diprotes

Terkesan Dipaksakan : Pembangunan Drainase di Jembatan Besi Diprotes

681
0

KopiPagi | JAKARTA : Agung Rahadian salah satu warga di Kelurahan Jembatan Besi Tambora Jakarta Barat, yang terkena dampak proyek pengerjaan Drainase atau saluran air bertekad akan melarang pengaspalan jalan jika permintaannya tidak dipenuhi.

“Kami minta ditahan dulu sebelum ini ada pemapasan. Saya sudah sepakat dengan warga dan saya sudah sepakat dengan RT,” kata Agung ketika awak media menyambangi di kediamannya Jalan Jembatan Besi, Jumat (04/06/2021) pagi.

Lebih lanjut Agung mengatakan, saluran air atau got dengan u-ditch  yang menonjol harus dipapas sehingga cover tutup dapat sejajar dengan tanah atau rata dengan permukaan jalan.

“Sedalam apa papasnya sampai u-ditch  tidak kelihatan atau tutup cover-nya tingginya bolehlah 2 atau 3.centi meter,” kata Agung yang komplain karena pintu depan rumahnya tidak bisa dibuka dan ditutup dengan normal.

.Bukan hanya Agung, warga lainnya juga mengeluhkan air di rumahnya tidak bisa keluar atau bermasalah akibat dari pemasangan u-ditch ini. Bahkan, Palyja pun turun untuk memperbaiki air di beberapa rumah warga Jembatan Besi,

Menurut Agung, pengerjaan proyek pembangunan drainase ini terkesan begitu dipaksakan karena nantinya akan terjadi ketidak seimbangan.

“Kenapa harus dipaksakan pasang uditch satu saluran saja, yang kemudian akan menjadi ketimpangan pada RW 010 dan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi RW 10,” tegas Agung.

Perlakuan berbeda, kata Agung, dapat dilihat pada perbatasan RW 09 dan RW 010 juga RW 08 berbatasan dengan RW 010.

“Dari depan mulut gang sampai perbatasan RW 09 dan RW 010 ketinggian dan lebar u-ditch 60 x 80 ini lebar sekali sedangkan kalau bukan di perbatasan ketinggian dan lebar u-ditch hanya 60 x 40,” kata Agung.

Untuk itu Agung berharap kepada instansi terkait agar sekiranya dapat ditinjau ulang dan mempertimbangkan serta mengkaji ulang.

“Kiranya Dinas Perumahan DKI Jakarta dan Sudin Perumahan Jakarta Barat yang mendapat amanah pelaksanaan Pergub 90/2018 agar dapat mempertimbangkan serta mengkaji akan pemasangan u-ditch dan peninggian jalan dengan melibatkan pengurus RW 010 dan jalan yang berbatasan dengan wilayah RW 08, RW 09 dan RW 010 Kelurahan Jembatan Besi Jakarta Barat,” ungkapnya.

Sebelumnya diketahui, proyek pengerjaan Drainase atau saluran air di pemukiman warga Kelurahan Jembatan Besi meliputi 5 wilayah RW yaitu RW 02, 03, 07, 08 dan RW 09. Proses pengerjaan selama 10 hari dengan saluran air  sepanjang kurang lebih 140 meter.

Bukan Daerah Rawan Banjir

Sementara itu, Kasudin Perumahan Rakyat dan Permukiman Jakarta Barat, Suharyanti menyebut kondisi itu sengaja dilakukan untuk mengejar elevasi air. Proyek itu belum selesai, sekarang lagi pengerjaan. Memang u-ditch itu tinggi karena untuk ngejar elevasi dari aliran air.

Pembangunan saluran air di wilayah Kelurahan Jembatan Besi yang diprotes warga.

Suharyati menjelaskan pemasangan u-ditch yang tinggi ini dilakukan karena air di kawasan Jembatan Besi tidak mengalir ke saluran yang lebih besar. Dengan dipasangnya u-ditch yang lebih tinggi, lanjutnya, air di permukiman warga bisa ke arah saluran yang lebih besar.

“Makanya kita tinggikan supaya air yang dari permukiman itu bisa keluar ke saluran yang besar. Karena kalau kita nggak cari elevasinya, itu airnya cuma muter di situ ajakebuang. Jadi percuma kita perbaiki salurannya, nggak jalan airnya,” jelasnya.

Suharyanti mengakui ada beberapa rumah warga yang terkena dampak pemasangan u-ditch ini. Namun dia mengatakan sosialisasi telah dilakukan.

“Memang kita dari awal sudah sosialisasikan. Memang kondisi permukiman di Jakarta Barat sekarang kan rumah-rumah kebanyakan sudah berada di bawah jalan ya karena dari awal memang, Jakarta Barat itu daerah rendah. Itu sudah kita sosialisasikan, memang ada kemungkinan nanti ada rumah yang agak ke bawah ya dari saluran,” ungkap Suharyati seperti dilansir dari detiknews beberpa hari lalu.

Suharyanti mengatakan kawasan Jembatan Besi, Tambora, bukanlah daerah rawan banjir. Meski begitu, perbaikan saluran air dilakukan. Sebab, perbaikan ini sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta. *erw/kop.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here