Beranda REGIONAL Klarifikasi AS Didampingi Pengacara Terkait Isu Penggerebekan Ketua DPRD Pasbar

Klarifikasi AS Didampingi Pengacara Terkait Isu Penggerebekan Ketua DPRD Pasbar

1017
0
Pembacaan pernyataan bahwa malam itu hanya terjadi kesalah pahaman

KopiPagi | PASBAR : Terkait berkembangnya berita pasca kejadian di Kantor DPC Gerindra, Senin malam (19/04/2021) yang lalu dan telah menjadi tren dengan istilah penggerebekan, namun meskipun telah diklarifikasi oleh Ketua DPRD Pasaman Barat (Pasbar), Parizal Hafni, bahwa kejadian itu hanya kesalahpahaman dan sudah disanggah melalui surat pernyataan.

Namun demikian, pemberitaan berdasarkan versi kejadian memang ada yang aneh-aneh apalagi dituding mesum, hingga peristiwa ini menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat banyak yang berasumsi buruk dengan adanya sosok wanita pada saat penggrebekan. Di sisi lain warga masyarakat pun jadi ragu dan penuh Tanya. Sejatinya apa yang digerebek. Sebab, dengan melibatkan BNN tentu berkaitan dengan masalah narkoba. Sementara di TKP tidak ditemukan narkoba, begitu pula halnya hasil tes urine.

Ternyata dampak dari pemberitaan tersebut secara psikologis berat dirasakan oleh pihak perempuan berinisial ‘AS’ (23) yang sehari-harinya bekerja sebagai staf DPRD Pasbar. Sebab, ia dan keluarganya merasa malu  karena apa yang dituduhkan dan diberitakan tersebut tidak sesuai dengan faktanya, di mana ia telah disangkakan berbuat mesum dengan pejabat tinggi di Pasaman Barat hingga masyarakatpun ada yang menilai dirinya negatif.

Berdasarkan hal tersebut  ‘AS’,  kemudian meminta perlindungan hukum melalui salah seorang pengacara senior Pasbar Kasmanedi, SH, CPL. untuk dapat melindunginya dari dampak negatif pemberitaan-pemberitaan selama ini.

Sebagai pengacara senior yang berpengalaman dan tak diragukan kredibilitasnya, akhirnya Kasmanedi, SH, CPL. mengadakan jumpa pers dengan mengundang beberapa Insan Pers untuk mengklarifikasi duduk permasalahan sebenarnya, Rabu (21/04/2021) malam  di Simpang Empat.

Menurut Kasmanedi, SH, CPL. melalui press rilisnya yang dikonfirmasi koranpagionline.com, Jum’at (23/04/2021), Ia ingin meluruskan kejadian sebenarnya berdasarkan kronologis yang disampaikan ‘AS’ di hadapan wartawan pada saat jumpa pers, Rabu malam kemarin.

Seperti yang disampaikan oleh AS bahwa dirinya merasa di-bully sehingga ia merasa dipermalukan dan ingin menyampaikan klarifikasi tentang kejadian yang sebenarnya melalui pengacara.

“Memang benar saya bersama Ketua DPRD Pasbar di dalam kantor partai malam itu, tapi kami tidak melakukan hal yang tak sepantasnya dilakukan oleh orang yang bukan suami istri. Saya nyatakan dengan sebenarnya bahwa saya tidak ada berbuat zina, atau mesum seperti yang dituduhkan itu, Saya katakan sejujurnya, bahwa saya juga tak memiliki hubungan khusus dengan beliau,” sebut AS kepada sejumlah wartawan, Rabu (21/04/2021) malam, sebagaimana press release yang diterima ini.

Bersama Kapolres saat mengklarifikasi

Menurut AS, kedatangan dirinya ke kantor tersebut untuk mengambil data di komputer kantor yang sebelumnya hilang untuk dipindahkan ke Flashdisk baru. Apalagi sebelumnya dia memang diminta oleh ketua DPRD untuk menyelesaikan tugas itu.

Masih menurut press release, kemudian sebelum Ketua DPRD datang, ‘AS’ telah duluan datang ke kantor Gerindra atas saran ajudan Ketua DPRD Pasbar yang bernama Torang.  “Awalnya saya cuma berdua dan lampu depan memang dimatikan karena takut ada yang singgah karena waktu itu ketua belum tahu kami ke kantor partai ,” katanya.

“Tak berapa lama Ketua DPRD tiba, lalu ia meminta tolong ke saya untuk melengkapi data-data agar dapat diserahkan ke Kesbangpol Pasaman Barat. Setelah itu ajudan pergi keluar untuk minum kopi dan meninggalkan kami berdua tanpa sepengetahuan saya pintu ditutupnya,” sambungnya.

AS menuturkan, setelah ditinggal berdua saya tetap bekerja di ruangan kerja untuk menyelesaikan tugas tersebut, dan pak ketua Sholat. Setelah selesai, saya di ruangan kerja, saya mengunci ruangan kerja dan duduk sendirian di kursi sofa sambil telponan dengan teman saya. Lalu karena mau Sholat, saya buka jilbab. Setelah ketua selesai Sholat,  baru saya pergi Sholat, ketua duduk di sofa tamu dan saya pergi Sholat. Di ruang tamu saya tidak mengetahui apa yang dilakukan ketua karena saya sedang Sholat.

Masih menurut AS, “Saat saya Sholat itulah terdengar suara ribut-ribut dari luar dan menuding ada Narkoba kedengaran sekilas. Setelah selesai, saya gulung mukena saya sambil mendengarkan suara ribut, kemudian datang massa dan langsung ribut menuduh kami melakukan perbuatan hubungan suami istri. Saat itu jelas saya ketakutan karena saya tak memiliki hubungan khusus dengan ketua,” ujar perempuan muda itu.

Ia juga mengatakan, bahwa sebelum ke kantor Gerindra, dirinya bersama ajudan ketua DPRD baru habis mengikuti acara buka bersama dengan Komisi IV di salah satu rumah makan di Jambak.

“Karena sudah janji akan mengerjakan tugas itu,  maka saya harus menepatinya. Sebab, data partai pada Flashdisk yang ada sama saya hilang, tentu saya harus bertanggung jawab,” katanya meyakinkan yang didampingi oleh kuasa hukumnya, Kasmanedi. ***

Pewarta : Zoelnasti.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here