Beranda BIVEST Pembangunan KIT Batang Diharapkan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jateng

Pembangunan KIT Batang Diharapkan Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jateng

411
0
Ptresiden Jokowi kembali meninjau Pembangunan KIT Batang Jawa Tengah.. Footo : Ant.

KopiPagi | BATANG :  Presiden Joko Widodo kembali mengunjungi Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang berlokasi di Desa Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (21/04/2021), setelah pada 30 Juni 2020 lalu melakukan peninjauan rencana kawasan. Dalam kunjungan kali ini, Kepala Negara memantau perkembangan dari pembangunan kawasan itu.

Kawasan Industri Batang, kata presiden, akan dijadikan contoh pembangunan kawasan industri di daerah lain di Indonesia. Dalam kunjungan itu, Jokowi didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau proyek kawasan Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang.

“Ini akan kami jadikan contoh untuk nanti kawasan industri yang lain, baik di Jawa maupun luar Jawa,” kata Presiden.

Selain Ganjar, dalam kunjungan itu, hadir pula Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Bupati Batang Wihaji, jajaran direksi PTPN, serta manajemen Grand Batang City.

Grand Batang City dengan progres pematangan lahan fase 1 seluas 450 hektare pada zona 1 sebesar 99,80 persen, zona 2 sebesar 99,7 persen, dan zona 3 sebesar 99,63 persen yang nantinya pada Mei 2021 akan dilaksanakan ‘groundbreaking’ peletakan batu pertama industri kaca terbesar se Asia Tenggara.

Bahkan pada Mei mendatang, akan ada peletakan batu pertama perusahaan industri kaca di Kawasan Industri Batang. Industri kaca yang akan dibangun itu merupakan industri kaca terbesar se-Asia Tenggara. Setelah itu pada Juni, Juli dan selanjutnya juga akan dibangun perusahaan lain.

Jokowi berharap, proyek pembangunan ini akan menyerap banyak tenaga kerja

“Semoga ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan bisa menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional kita,” harap Jokowi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikesempatan itu mengatakan, progres pembangunan kawasan industri dengan luas 4.300 hektar itu berjalan bagus. Presiden Jokowi, lanjut Ganjar, senang dengan progres tersebut.

“Dalam waktu sembilan bulan, sudah ada 450-an zona sudah beres. Dan sudah ada investor mau masuk. Tentu kami di daerah akan mendukung penuh,” kata Ganjar.

Keberadaan kawasan industri ini, kata Ganjar, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Jateng, karena nantinya kawasan itu akan diisi oleh perusahaan-perusahaan berkelas ekspor.

“Tentu ini kesempatan bagi pertumbuhan ekonomi Jateng. Kami terima kasih kepada Presiden yang memiliki perhatian penuh soal ini, termasuk BKPM, PUPR dan lainnya,” jelasnya.

Ganjar juga menegaskan akan mendukung penuh Kawasan Industri Batang. Ia telah meminta jajarannya, baik tingkat provinsi maupun di kabupaten/kota untuk memudahkan calon investor yang akan masuk.

“Tidak boleh ada yang main-main soal investasi. Tolong betul-betul dipantau dan didorong. Dengan adanya UU Cipta kerja, maka banyak perizinan panjang sekarang bisa disimpelkan,” pungkasnya.

Sementara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Pembangunan KIT Batang merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam mewujudkan pemulihan ekonomi nasional akibat Pandemi Covid-19, juga sebagai pengembangan kawasan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.

Menteri Basuki mengatakan, dalam proses pembangunan infrastruktur KIT Batang diharapkan semaksimal mungkin memanfaatkan tenaga kerja lokal dan produk dalam negeri.

“Pembangunan infrastruktur yang menggunakan dana APBN harus menggunakan produk dalam negeri, atau kalaupun produk dari luar, harus punya pabrik di sini,” tegas Menteri Basuki.

Infrastruktur yang dibangun di antaranya pembangunan simpang susun akses menuju KIT Batang yang terhubung dengan Jalan Tol Batang-Semarang. Akses KIT Batang dibangun sepanjang 3,1 km dengan anggaran Rp450 miliar, progresnya saat ini 49 persen. Kemudian pembangunan jalan kawasan 1A sepanjang 4 km dan Jembatan Kali Mata Air sepanjang 120 meter dengan biaya Rp185 miliar. Kontraktor pelaksana proyek PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan progres fisik 45 persen.

Dukungan konektivitas juga dilakukan dengan membangun jalan kawasan Ruas 1B sepanjang 3,6 km dan Jembatan Kali Kembar sepanjang 80 meter. Infrastruktur ini dibangun dengan biaya APBN sebesar Rp163 miliar dengan kontraktor PT PP-MO (KSO) sesuai kontrak pekerjaan Desember 2020-Juni 2021.

Di bidang Sumber Daya Air, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ditjen SDA menyiapkan pembangunan Bendung Singai Urang seluas 29,32 m3 dan Bendung Kedung Langgar seluas 142 hektar untuk memenuhi kebutuhan air baku serta penanganan drainase di 4 titik, yakni Mata Air sepanjang 400 meter, Brontok 770 meter, Pelabuan 861 meter, dan Pesanggrahan 100 meter. Progres fisik pembangunan drainase sudah mencapai 8 persen.

Di lokasi KIT Batang, Kementerian PUPR juga menyiapkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu berkapasitas 35 ton/hari, Sistem Penyediaan Air Minun (SPAM) berkapasitas 285 liter/detik, dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 18.000 m3/hari.

Kementerian PUPR juga membangun 10 tower Rumah Susun (Rusun) bagi pekerja di kawasan KIT Batang setinggi 5 lantai dengan luas 5.735 m2 dengan kapasitas 257 orang per tower. Kehadiran Rusun yang lokasinya dekat dengan tempat kerja diharapkan dapat memberikan nilai efisiensi tinggi bagi para pekerja. Otn/Kop.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here