Beranda REGIONAL Positif Covid-19 Bertambah, Jangan Paksakan Penerapan New Normal

Positif Covid-19 Bertambah, Jangan Paksakan Penerapan New Normal

388
0

KopiPagi SALATIGA : Meski sampai sekarang masih dalam pandemi Covid-19, namun disana-sini atau di kabupaten/kota di Jawa Tengah ini rata-rata sudah mulai “memberlakukan” New Normal, dan masyarakat mulai bebas melakukan aktifitas seperti sebelum wabah Covid-19 ini muncul.

Ketua Bintang Muda Indonesia (BMI) Provinsi Jawa Tengah, Yani Raharja menyatakan, bahwa meski belum secara sepenuhnya Provinsi Jawa Tengah ini memberlakukan New Normal, namun di kabupaten/kota di Jateng ini seluruh aktifitas mulai kembali seperti sebelum mabah Covid-19 muncul. Sedangkan, pemberlakukan New Normal ini sebenarnya “kurang pas”, pasalnya seolah-olah masyarakat dengan bebasnya melakukan aktifitas. Padahal, masa pandemi Covid-19 ini masih berlangsung dan sama sekali belum dicabut.

“Pemberlakukan New Normal sendiri, bagi saya itu kurang pas. Karena, akhirnya masyarakat merasa bebas dan lupa jika masih ada atau masih dalam masa pandemi Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pasien positif Covid-19 di kabupaten/kota di Jateng ini yang mengalami kenaikan yang tajam. Tentunya, masalah ini tidak bisa dibiarkan saja. Jika memang belum dapat diberlakukan New Normal, jangan sampai dipaksakan. Karena efeknya justru akan meningkatkan kembali jumlah pasien positif Covid-19,” jelas Yani Raharja kepada koranpagionline.com, Senin (13/07/2020).

Menurut Dosen FTI UKSW ini, bahwa meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 di sejumlah kabupaten/kota d Jateng ini, dapat dinilai jika kedasaran masyarakat masih sangat kurang dalam menyikapi pandemi Covid-19 ini. Kesadaran masyarakat itu yang dapat menentukan adalah dari dirinya sendiri dan aturan-aturan itu hanya sifatnya mengingatkan.

“Harusnya, masyarakat mulai sadar jika sekarang ini masih dalam pandemi Covid-19 meski disana-sini sudah banyak yang menyatakan telah masuk New Normal. Ini yang perlu kembali didengungkan, jika sekarang ini tahap memasuki New Normal. Dan belum seratus persen penerapan New Normal,” katanya.

Disinggung terkait dengan wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah ini yang masuk dalam kategori ‘Zona Merah’, Yani dengan tegas menyatakan bahwa semua ini dapat dilihat dari kehidupan ditengah masyarakatnya apakah sudah benar-benar menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ataukah belum. Jika masyarakat sama sekali enggan menerapkan protokol kesehatan maka hal itu sama saja dan penyebaran Covid-19 tidak akan segera berakhir.

“Virus itu sangat sulit disembuhkan. Untuk itu, satu-satunya obat yang manjur adalah kesadaran masyarakatnya menyikapi dalam memerangi atau mematahkan penyebaran virus tersebut. Protokol kesehatan jika benar-benar diterapkan maka ini sebagai salah satu alat perang melawan Covid-19,” terangnya.

Yani juga menyoroti munculnya Peraturan Walikota (Perwali) ataupun Peraturan Bupati (Perbup) berkaitan dengan penerapan New Normal dan sanksi-sanksinya di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah ini. Jika memang hal itu harus dilaksanakan sesuai aturan, maka sanksi yang dijatuhkan harus benar-benar tegas. Tentunya peraturan dikeluarkan untuk membuat efak jera masyarakat ataupun boleh dikatakan sebagai salah satu alat menyadarkan masyarakat.

“Sebagai contohnya di Kota Salatiga, telah mengeluarkan Perwali tentang hal itu dan salah satu pointnya adalah sanksi jika terbukti tidak memakai masker. Apakah hal itu bisa berjalan sesuai apa yang direncanakan. Harapan saya dengan normal kembali seperti sebelum wabah Covid-19 mendera kita semua, maka semuanya akan benar-benar berjalan normal. Sehingga, orang kembali nyaman dalam bekerja, dalam sekolah, melakukan usaha/bisnis maupun yang lain. Kop.

Pewarta :

Heru Santoso

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here