Beranda REGIONAL Pedagang Enggan Berdagang, Pasar Andong Salatiga Malah Dijadikan Gudang

Pedagang Enggan Berdagang, Pasar Andong Salatiga Malah Dijadikan Gudang

749
0

KopiPagi SALATIGA : Sejak selesai dibangun kembali menjadi lebih bagus dari sebelumnya, Pasar Andong di Jalan Osamaliki Salatiga sampai sekarang kondisinya sepi. Bahkan, sejumlah kios maupun los pasar ditinggalkan pedagang. Ada juga kios justru untuk gudang dan los hanya untuk menaruh barang-barang yang tidak berguna. Selain itu, ada kios dimanfaatkan untuk “transit malam”.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga, Kusumo Aji SH. (Foto : Heru Santoso).

Sebagyo, Pengurus MCK Pasar Andong mengatakan, bahwa  kios-kios yang sejak selesai dibangun dan sudah ada pemiliknya, sampai sekarang sebagian besar hanya didiamkan. Bahkan, ada yang sengaja untuk dijadikan gudang maupun untuk tempat menginap sementara atau “transit”. Kondisi demikian berlangsung sejak beberapa saat setelah Pasar Andong diremikan penggunaannya oleh Walikota Salatiga Yuliyanto SE MM.

\“Memang dari 24 kios, sampai sekarang hanya beberapa saja yang masih buka untuk berjualan. Namun, sebagian besar sengaja dikosongkan. Juga, ada kios yang sengaja untuk gudang maupun untuk istirahat malam atau ‘transit’. Selain itu, sejak pertama diresmikan sampai sekarang ada kios yang sama sekali belum pernah dibuka. Hal ini sangat disayangkan, harusnya dengan pembangunan baru kondisi Pasar Andong bisa ramai namun kini justru ‘merana’,” jelas Subagyo kepada koranpagionline.com, Kamis (02/07/2020).

Ditambahkan, informasi sejak awal diresmikan bahwa dari pihak Dinas Perdagangan Kota Salatiga, bahwa pedagang itu hanya kembali menempati kios maupun los. Serta tidak ada transaksi sewa menyewa kios maupun los. Namun, kenyataan di lapangan, justru kios di Pasar Andong ini boleh dikatakan “dibisniskan” atau disewakan. Harusnya, hal ini tidfak diijinkan namun kenyataannya yang terjadi demikian adannya di Pasar Andong.

Selain itu, khususnya untuk para pedagang lama Pasar Andong yang tidak aktif, nyatanya dengan pasar kembali dibangun akhirnya mendapatkan jatah kios ataupun los. Dari sini, kios itu hanya dikosongkan dan ada yang dipakai untuk gudang. Juga, ada satu kios yang sejak awal sampai sekarang sama sekali tidak pernah dibuka atau digunakan. Bukan hanya itu, kios-kios itu ada pemiliknya yang mempunyai lebih dari satu kios baik yang berada di depan maupun di belakang.

“Harusnya, setelah diresmikan kembali ada petugas dari dinas terkait yang melakukan pengawasan. Namun, kenyataannya tidak pernah ada petugas dari dinas terkait yang melakukan hal itu. Justru, hanya didiamkan tanpa ada langkah nyata bagaimana dapat kembali meramaikan Pasar Andong. Apa gunanya Pasar Andong dibangun kembali, kalau kenyataannya hanya dibiarkan dan “menjadi hiasan” saja,” kata Subagyo.

Menurutnya, sebagai contoh kecil saja, bahwa di Pasar Andong ini ada dua MCK. Satu dibelakang digratiskan, namun di bagian depan justru ditarik retribusi atau biaya. Tentunya, pedagang maupun pengunjung akan memilih yang dibagian belakang yang gratis. Hal ini tentunya berpengaruh pada uang setoran.

“Kenyataan ini dari masalah MCK saja, sudah tidak adil. Dalam satu komplek, satunya gratis dan satunya lagi bayar. Maka orang akan memilih yang gratis. Jika ini dibiarkan dan pihak dinas terkait tidak turun tangan, maka MCK bagian depan hanya akan sebagai hiasan belaka. Kondisi demikian ini, sudah pernah saya laporkan ke Dinas Perdagangan, namun sampai sekarang ini tidak ada tanggapan serius dan tetap dibiarkan,” ujarnya.

Disamping itu, jika awal mulanya Pasar Andong ini dibangun kembali dan digunakan oleh warga Kota Salatiga, ternyata para pemilik kios itu sebagian besar warga dari luar Kota Salatiga. Yang justru sangat disayangkan para pedagang eksis ini, bahwa harusnya tidak ada sewa menyewa ataupun jual beli namun kenyataan di lapangan telah terjadi sewa menyewa bahkan jual beli. Hal ini tentunya membuat Pemkot Salatiga yang dirugikan.

Beberapa pedagang juga mengaku hal yang sama, jika sejak diresmikan beberapa waktu lalu sampai sekarang kondisinya semakin memprihatinkan. Jika nekat berjualan di Pasar Andong, bukannya mendapatkan tambahan penghasilan namun justru membuang penghasilan karena tidak ada pembeli yang datang. Apakah kondisi demikian akan dipertahankan oleh Dinas Perdagangan. Jika tidak ada langkah atau terobosan baru dari pihak dinas, maka Pasar Andong akan semakin terpuruk dan ditinggalkan pedagangnya.

“Harapan kami, Dinas Perdagangan  Kota Salatiga segera turun tangan dan melihat langsung kondisi yang sekarang ini terjadi di Pasar Andong. Jika para pedagang meninggalkannya, maka Pasar Andong bisa saja akan menjadi lokasi untuk menumpuk barang-barang yang tidak ada artinya sehinbgga akan menjadi kumuh,” terang beberapa pedagang di komplek Pasar Andong  yang enggan disebut namanya.

Usai Covid-19, Siap Menata Ulang

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Kusumo Aji SH menyatakan, bahwa pihaknya menduduki jabatan Kepala Dinas Perdagangan, Pasar Andong telah selesai dibangun kembali dan permasalahan utama belum mengetahuinya karena memang tidak ada laporan yang sebenarnya. Sedangkan, untuk pemilik kiosnya siapa, data-datanya ada di Dinas Perdagangan.

“Perlu diketahui jika saya masuk di Dinas Perdagangan, pasar tersebut sudah tertata dengan baik. Bahkan, sempat ramai meski hanya beberapa saat. Untuk itu, setelah Covid-19 benar-benar hilang, pihak Dinas Perdagangan akan melakukan penataan ulang. Ke depan harapannya, perputaran perekonomian akan berjalan normal kembali. Khususnya jika ada satu kios yang sengaja dimanfaatkan untuk ‘transit malam’, hal in i akan kami cek lebih dulu. Karena sampai sekarang tidak ada laporan masuk tentang masalah tersebut,” jelas Kusumo Aji kepada koranpagionline.comdi ruang kerjanya. Kop.

Pewarta :         Heru Santoso.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here