Beranda LIFE Sempat Diragukan Jabat Mendagri, Ternyata Kinerja Tito Patut Diacungi Jempol

Sempat Diragukan Jabat Mendagri, Ternyata Kinerja Tito Patut Diacungi Jempol

364
0

KopiOnline Jakarta,- Mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian, yang sempat diragukan kemampuannya untuk menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri), ternyata mampu membalikkan keraguan itu. Bahkan, boleh dibilang sejak menjadi Mendagri, Tito telah menujukkan kinerja yang patut diacungi jempol.

Seperti diketahui, survei Indonesia Political Opinion (IPO) terkait respons publik terhadap susunan Kabinet Indonesia Maju Joko Widodo-Ma’ruf, yang dilakukan beberapa waktu, Tito Karnavian dinilai sebagai tokoh yang tidak tepat mengisi posisi sebagai Menteri Dalam Negeri. Survei tersebut terbukti tidak tepat. 

Survei tersebut memang terkesan sangat dangkal, dan respondennya belum tentu representasi dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan. 

Tito Karnavian sendiri tampaknya tak terlalu gusar dengan survei tersebut. Dia  menjawab survei tersebut dengan kinerja yang makin hari, makin baik. Bahkan, banyak inovasi atau terobosan yang telah dilakukannya 

Tito sendiri, sebenarnya, juga memiliki pengalaman bersinergi dengan pemerintah daerah ketika menjadi Kapolda. Karena, Tito seperti diketahui pernah menjadi Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya.

Selain itu, Tito juga merupakan seorang akademisi dengan wawasan yang luas dan cepat beradaptasi dan belajar dengan tantangan dan situasi yang baru.

Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian oleh Presiden Joko Widodo. Foto : Ist.

Boleh dibilamg, wawasan Tito adalah wawasan internasional dan sekaligus memahami secara spesifik budaya lokal, memahami sistem politik pemerintahan, dan memahami sistem pemerintahan daerah hingga hal-hal detil di lapangan, termasuk cara mengatasinya. Dan ini modal besar, saat Tito memulai memimpin Kemendagri.

Masuknya Tito ke lingkungan Kemendagri ternyata memang mampu melakukan reformasi penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri, reformasi birokrasi, menata sistem politik yang berakar budaya bangsa, memperbaiki sistem pelayanan investasi, hingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Tito pun sudah mengeluarkan terobosan meski baru seumur jagung menjabat di Kemendagri. Terobosan itu adalah menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pada 13 November 2019 di SICC Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Semua pihak, seperti kita ketahui,  memuji suksesnya acara tersebut, dan dampaknya pada perubahan hubungan-hubungan dan tata kelola pemerintahan pusat dan daerah.

Kemendagri di bawah pimpinan Tito Karnavian memang sukses menggelar Rakornas Indonesia Maju. Rakornas antara Pemerintah Pusat dan Forkopimda tersebut bahkan disebut-sebut sebagai Rakornas terbesar dan terpenting yang pernah dialami Presiden Joko Widodo. 

Apresiasi penyelenggaraan ini juga datang dari Presiden Jokowi dan juga para menteri. Di masa lima tahun pertama (Pemerintahan) Jokowi, belum pernah terkumpul sebanyak itu dengan Forkopimda.

Hampir 3.000 orang memadati Sentul International Convention Center (SICC) untuk menyamakan persepsi soal pelaksanaan dan prioritas pembangunan nasional ke depan. Mereka terdiri atas kepala daerah dan seluruh unsur Forkopimda.

Menutut Tito, dengan hubungan mereka yang berangkat bersama-sama dengan Forkopimda yang lain, membuat mereka semakin akrab, dan semakin mempererat hubungan antara kepala daerah dan Forkopimda.

Tak ayal, penyelenggaraan Rakornas Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda ini juga mendapatkan apresiasi dari para peserta yang diberikan kesempatan untuk menerima arahan dan penjabaran arah pembangunan ke depan.

“Rakornas Forkopimda se Indonesia ini,  banyak memberikan manfaat terutama bagi peserta. Oleh karena itu mereka juga memberikan apresiasi karena kita memfasilitasi untuk bisa menerima (arahan) dari presiden, menko, para menteri, dan narasumber lainnya,” jelas Tito.

Sebagian pihak pun kemudian menganggap, bahwa Presiden Joko Widodo tepat menunjuk Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Tito Karnavian Dikenal sangat Sukses Saat Memimpin Polri

Tito, seperti diketahui, merupakan calon tunggal yang diajukan Presiden Jokowi sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti yang pensiun.

Tito mulai menjabat sebagai Kapolri sejak tahun 2016 hingga akhirnya dipanggil ke istana, Selasa (22/10/2019), untuk diminta menjadi menteri. Tito diberhentikan dan juga mundur dari kepolisian setelah bertemu Jokowi. 

Karir Tito di institusi kepolisian terbilang cemerlang. Ia merupakan lulusan terbaik Akpol tahun 1987 dan menerima penghargaan Adhi Makayasa. Selama kariernya, Tito dikenal berpengalaman dalam bidang terorisme.

Tito termasuk seorang polisi yang mendapat kenaikan pangkat cukup cepat. Saat masih menyandang pangkat AKBP, dia memimpin tim Densus 88 yang berhasil melumpuhkan teroris Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 9 November 2005. Pangkatnya dinaikkan, dan dirinya menerima penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol. Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, seperti Idham Azis, Saiful Maltha, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan yang lainnya.

Tito juga pernah memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top. Atas prestasi ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan diangkat menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri. Kariernya terus menanjak, dan dirinya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya. Pada tanggal 14 Maret 2016, dia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun.

Tito Karnavian mengenyam pendidikan SMA Negeri 2 Palembang kemudian melanjutkan pendidikan AKABRI pada tahun 1987 karena gratis dan tidak ingin membebankan biaya orang tuanya. Tahun 1993, Tito menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter di Inggris dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang Police Studies.

Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama ditempuh di Sekolah Xaverius, kemudian sekolah menengah atas ditempuh di SMA Negeri 2 Palembang. Tatkala duduk di kelas 3, Tito mulai mengikuti ujian perintis. Semua tes yang ia jalani lulus, mulai dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Keempatnya lulus, tapi yang dipilih adalah AKABRI, terutama Akademi Kepolisian.

Inilah prestasinya yang menonjol saat menjadi Polisi:

1. Mengungkap kasus Bom Kedubes Filipina (2000)
2. Mengungkap kasus Bom malam Natal (2000)
3. Mengungkap kasus Bom Bursa Efek Jakarta (2001)
4. Mengungkap kasus Bom Plaza Atrium Senen (2001)
5. Mengungkap kasus Bom Makassar (2002)
6. Mengungkap kasus Bom JW Marriott (2003)
7. Mengungkap kasus Bom Kedubes Australia (2004)
8. Mengungkap kasus Bom Bali II (2005)
9. Mengungkap kasus Mutilasi 3 siswi di Poso (2006)
10. Mengungkap kasus Bom Pasar Tentena (2005)
11. Mengungkap kasus Bom Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott (2009)
12. Mengungkap kasus Bom bunuh diri Polres Cirebon (2011)
13. Mengungkap kasus Bom Sarinah Thamrin (2016)
14. Mengungkap kasus Operasi Tinombala (2016)

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal (Purn) Tito Karnavian kini telah pensiun dari Polri dan sepenuhnya kembali menjadi sipil. Tito menyebut momen melepas jabatannya itu menjadi hal yang tak terlupakan.

Tito bercerita dia menunggu waktu untuk lepas jabatan hingga dini hari. Dia mengatakan dirinya didampingi sejumlah rekan-rekannya di Kepolisian. “Tadi malam Pak Tjahjo, sampai pukul 00.00 WIB, itu masih ada yang nemenin saya di rumah, rekan-rekan. Kenapa? karena ini adalah momentum yang secara privasi saya, secara pribadi juga adalah momentum yang tidak akan pernah terlupakan,” ujar Tito dalam sambutannya di acara Sertijab, Kantor Kemendagri, Jl Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). 

Hal yang tidak terlupakan menurut Tito bukan hanya sekadar melepas jabatan sebagai Kapolri. Amanah baru yang didapatnya kini juga membuat dirinya secara otomatis mundur dari anggota kepolisian meski waktu pensiunnya masih tiga tahun lagi. 

“Jabatan yang diberikan atau amanah yang diberikan oleh Allah SWT melalui Pak Presiden ini membawa konsekuensi karir saya selaku anggota kepolisian karena jabatan yang dijabat oleh sipil maka saya harus berhenti sebagai, bukan hanya sebagai Kapolri tapi juga sebagai anggota Polri. Meskipun sebenarnya saya masih tiga tahun lagi pensiun,” ucapnya.

Momen lainnya jelas Tito, yakni ketika para rekan sejawatnya mendampingi dan melihat secara langsung dirinya melepas baju polisi. Sehingga dirinya saat ini resmi menjadi purnawirawan.

“Jadi teman-teman tadi malam menunggu pukul 00.00 WIB untuk menyaksikan saya melepas baju Polri dan kemudian menjadi seorang purnawirawan, menjadi seorang kembali sipil,” katanya.

Dan ternyata sejauh ini, Tito yang merupakan mantan Polisi pertama yang menjadi Mendagri berhasil membuktikan kemampuannya memimpin Kemendagri. Semoga makin banyak lagi terobosan Mendagri Tito di tahun 2020. Otn/mawi hallo

Media Partner : www.otonominews.co.id


 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here