Beranda REGIONAL Bupati Gorontalo: Sikap Negarawan Jokowi – Prabowo Jadi Contoh Bagi Tokoh-tokoh Daerah

Bupati Gorontalo: Sikap Negarawan Jokowi – Prabowo Jadi Contoh Bagi Tokoh-tokoh Daerah

182
0
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo. Foto : Ist.

KopiOnline Limboyto,- Bupati Gorontalo Prof. Dr. Nelson Pomalingo, M.Pd., mengaku bangga dengan sikap yang ditunjukkan Presiden Joko Widodo dan rivalnya di Pilpres Prabowo Subianto yang akhirnya memutuskan untuk bertemu.
Pertemuan yang digagas oleh Jokowi tersebut berlangsung di Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/07/2019).
“Sebagai rakyat Gorontalo dan sebagai rakyat Indonesia kami bangga dengan mereka. Mereka adalah negarawan sejati. Sebelumnya berbeda, tapi akhirmya bersatu kembali demi membangun negara kita,” kata Nelson Pomalingo yang diwawancarai otonominews melalui sambungan telepon, Sabtu (13/07/2019) malam.
Nelson Pomalingo mengatakan, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra memberi semangat perdamaian kepada kita semua sebagai rakyat Indonesia.
“Kita tidak bisa pungkiri bahwa ketika Pilpres masyarakat jadi terbelah antara 01 dan 02. Itu juga terjadi di Gorontalo, walaupun tidak seperti daerah lain atau di medsos,” terang Nelson Pomalingo.
Dengan terjadinya pertemuan ini, lanjut Nelson Pomalingo, terbentuklah perdamaian dan selanjutnya semangat membangun bersama jadi muncul.
Terkait pilihan Jokowi untuk bertemu Prabowo di Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus, Nelson Pomalingo menilai ada beberapa makna yang ingin ditunjukkan keduanya.
Pertama, kata Nelson Pomalingo, MRT adalah fasilitas publik yang menunjukkan bahwa pertemuannya sederhana, tetapi memiliki makna yang kuat. “Makna kedua adalah bahwa pertemuan itu harus dirasakan oleh rakyat. Maka dibuatlah pertemuan di fasilitas piblik yang di sana ada setiap hari,” jelas Nelson Pomalingo.
Selanjutnya yang paling penting adalah bahwa pertemuan tersebut bukan hanya merakyat, tetapi merekat serta dinamis. “Mengapa saya bilang dinamis, karena MRT ini kan berjalan dan bergerak. Jadi dinamis itu adalah dalam rangka mendorong dinamika pembangunan nasional dan juga di daerah,” paparnya.
Tentang ucapan selamat yang tertunda dari Prabowo atas ditetapkannya Jokowi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pilpres 2019, Nelson Pomalingo menilainya sebagai happy ending.
Lebih jauh Nelson Pomalingo menjelaskan, jika ucapan selamat tersebut diucapkan pada acara-acara formal, kadang tidak terasa.
“Jadi kalau diucapkan di acara formal, kadang tak terasa dan seperti direkayasa. Tapi ketika dilakukan di acara yang tidak formal itu, maknanya justru lebih terasa. Tapi saya kira formalnya dilakukan pada pelantikan presiden nanti. Tapi yang paling utama di acara non formal ini dan itulah yang diharapkan oleh rakyat. Sebenarnya bisa saja di KPU, tapi itu justru formal juga. Tapi di sisi lain, mereka tampaknya mencari waktu yang tepat dan itu tejadi tadi, di Stasiun MRT,” lanjut Nelson Pomalingo.
Nelson Pomalingo menilai, pertemuan itu terjadi juga disebabkan karena suhu sudah mulai turun, komunikasi juga sudah dilakukan, dan pertemuan di Stasiun MRT tersebut adalah puncaknya. “Saya melihat rakyat begitu senang, begitu bangga, bahkan terharu. Mereka bangga, termasuk bangga dengan sikap Pak Prabowo,” ujarnya.
Dikatakan Nelson Pomalingo, apa yang terjadi saat Pilpres 2019 lalu itu begitu riuh. Masyarakat menjadi terbelah antara 01 dan 02. “Tetapi hari ini semua bersatu kembali. Negara ini masih banyak tantangan ke depannya. Dan harus diingat, negara ini milik bersama, milik 01 dan milik 02. Sehingga kebersamaan sangat kita butuhkan,” tegasnya.
Nelson Pomalingo berharap, pikiran-pikiran yang bagus seorang Prabowo Subianto dapat diadopsi oleh Jokowi. “Kita berharap pada Pilkada 2020 nanti juga bisa demikian, termasuk Kabupaten Gorontalo. Di antara kontetasi harus ada interaksi pikiran, jadi bukan persaingan. Jadi masing-masing harus ada ide-ide dan ide itu bisa diadopsi oleh semua calon. Jadi ini akan memberi pelajaran demokrasi. Jadi rakyat bisa memilih dengan lebih leluasa. Selain itu demokrasi kita akan lebih cair,” jelasnya.
Nelson Pomalingo mengatakan, endingnya adalah bahwa demokrasi itu bukan hanya semangat memilih pemimpin, tetapi juga semangat membangun. “Sikap kedua negarawan seperti Jokowi dan Prabowo hari ini jadi contoh yang baik bagi tokoh-tokoh di daerah,” pungkas Nelson Pomalingo. otn/kop
Sumber : otonominews.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here