Beranda PERISTIWA Mabes Polri: Tak Ada WNI Menjadi Pelaku Bom Paskah di Sri Lanka

Mabes Polri: Tak Ada WNI Menjadi Pelaku Bom Paskah di Sri Lanka

196
0

KopiOnline Jakarta,- Polisi Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban dan Pelaku Ledakan Bom di Sri Lanka.

Mabes Polri menegaskan, tak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban maupun pelaku peledakan bom di sejumlah gereja di Sri Lanka pada hari perayaan Paskah, Minggu (21/04/2019) akhir pekan lalu.

Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, kepastian itu didapatkan setelah berkoordinasi dengan Kementerlian Luar Negeri RI dan kepolisian Sri Lanka.

“Kepolisian RI dan Sri Lanka sudah mengidentifikasi seluruh pelaku dan korban, tak ada WNI. Sampai hari ini, belum ada informasi WNI terlibat,” kata Dedi di Mabes Polri, Selasa (23/04/2019).

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban ledakan bom pada Hari Paskah di tiga gereja dan tiga hotel mewah Sri Lanka.

“Serangkaian ledakan di Kolombo tidak ada Korban WNI,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal.

WNI berinisial KW, kata Iqbal, tengah berada di Hotel Shangri La saat terjadi ledakan. Namun, KW dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.

Untuk diketahui, ledakan bom di tiga gereja dan tiga hotel mewah Sri Lanka pada Hari Paskah dikabarkan mencapai ratusan orang korban nyawa dan mencederai menyentuh angka 500 orang.

Korban Tewas Jadi 290 Orang

Sementara itu, jumlah korban tewas dalam serangkaian serangan di sejumlah gereja dan hotel mewah saat perayaan Paskah di Sri Lanka meningkat tajam menjadi 290 orang. Sementara korban luka-luka mencapai sekitar 500 orang, kata kepolisian, Senin (22/04/2019).

Sebelumnya pada Minggu (21/04/2019) malam, jumlah korban tewas tercatat sebanyak 207 orang.

Juru bicara kepolisian, Ruwan Gunasekera, menolak memberikan rincian soal jumlah korban tewas dan luka-luka dari masing-masing tiga gereja dan empat hotel, yang diserang pada Minggu kemarin itu.

Serangan Minggu menjadi kekerasan paling buruk yang dialami Sri Lanka sejak perang saudara penuh darah dan berakhir 10 tahun lalu di negara Asia Selatan itu.

Seorang narasumber di kalangan pemerintahan mengatakan Presiden Maithripala Sirisena, yang sedang berada di luar negeri ketika serangan pada Minggu terjadi, akan menggelar sidang Dewan Keamanan Nasional pada Senin pagi. Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe akan menghadiri sidang tersebut. Reu/Ant

Sumber : Reuters/Antara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here